Home » » Melihat Implementasi Kurikulum 2013 Di Balik Toilet

Melihat Implementasi Kurikulum 2013 Di Balik Toilet

Written By Amin Herwansyah on Wednesday, August 13, 2014 | 12:23 AM

Melihat  Implementasi Kurikulum 2013 Di Balik Toilet

Oleh : Dudung Koswara, M.Pd
(Guru SMAN 1 Kota SUkabumi)


Bila seseorang melakukan hal baik dimuka umum itu biasa namun bila seseorang melakukan hal baik dikesunyian yang tertutup jauh dari perhatian umum baru luar biasa. Pribadi yang berkarakter  akan berprilaku baik dimanapun ia berada, termasuk didalam toilet. Dibeberapa sekolah toilet terkadang nampak jorok dan tidak sehat, penuh coretan dan beraroma tak sedap. Toilet sebenarnya dapat menjadi ciri sehat dan tidaknya perilaku pemakainya. Toilet sekolah yang banyak digunakan oleh sekian jumlah siswa dapat menjadi miniatur perilaku kejujuran.

Ungkapan belajar kejujuran dimulai dari toilet sungguh menawan. Ruang yang sangat privat adalah sebuah dimensi yang mampu merepresentasikan perilaku seseorang. Toilet sekolah mampu menjadi ruang evaluasi kejujuran penghuninya. Toilet sekolah yang sehat mampu menjadi gambaran dan miniatur kesehatan sekolah.

Ruang guru, ruang kelas dan halaman sekolah yang indah tak bermakna bila toiletnya tidak sehat. Kesehatan kolektif warga civitas akademika harus menyentuh semua dimensi, termasuk toilet yang menjadi kepentingan bersama. Toilet sebaiknya menjadi media evaluasi kejujuran berperilaku sehat peserta didik di satuan pendidikan.

Menjadikan toilet sebagai media uji kejujuran peserta didik sangatlah baik. Di kurikulum tahun 2013 domain sikap lebih diprioritaskan dibanding pengetahuan dan keterampilan. Mengapa demikian? Karena kecerdasan bersikap jauh lebih penting dari pengetahuan dan keterampilan. Bersikap sehat di toilet tanpa dilihat oleh orang lain adalah salah satu bentuk karakter kejujuran yang asli.

Dalam kurikulum 2013 dikenal kompetensi inti (KI), Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi inti 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4). Berhasilnya empat kompetensi ini sebenarnya dapat dilihat dari wajah toilet sekolah.

Bukankah kebersihan sebagian dari iman? Ini KI-1. Bukankah berprilaku bersih di toilet berguna bagi kepentingan orang lain? Ini KI-2. Bukankah membersihkan toilet __ada unsur pengetahuan dan penerapan pengetahuan__bagian dari KI-3 dan KI-4? Jadi wajah toilet sebuah sekolah sebenarnya mampu menjadi gambaran terbumikannya kurikulum 2013 di satuan pendidikan.  Program toilet kejujuran di beberapa sekolah sangatlah positif dan seirama dengan program implementasi kurikulum 2013.
Secara tidak langsung kondisi toilet sekolah menggambarkan bagaimana soft skill (sikap) dan hard skill  (pengetahuan dan keterampilan ) warga satuan pendidikan. Kurikulum 2013 sangat menekankan pentingnya soft skill dan hard skill. Melihat toilet sekolah sebagai indikasi berhasilnya kurikulum 2013 dibumikan adalah evaluasi dan refleksi sederhana. Tidak teoritikal melainkan aktual dan  menyentuh ruang pribadi dan habituasi kolektif di satuan pendidikan yang tergambar dalam ruang sempit dan tersembunyi.

Keterampilan dan pengetahuan (hard skill) sebelumnya sangat dijunjung tinggi, padahal berdasarkan penelitian kesuksesan seseorang lebih banyak ditentukan oleh bagaimana sesorang bersikap (soft skill).  Berprilaku jujur diruang toilet dalam bentuk perilaku sehat, bersih dan disiplin adalah bagian dari soft skill, karena toilet  sekolah adalah ruang bersama. Sehat di toilet sekolah berarti sehat untuk diri sendiri dan orang lain. Berbuat jujur/sehat diruang publik itu biasa namun berperilaku jujur/sehat diruang tersembunyi seperti toilet barulah luar biasa. Ruang tersembunyi menyimpan realitas karakter asli seseorang.

Hebatnya  satuan pendidikan bukan hanya dilihat dari fasilitas dan lux-nya bangunan, melainkan bagaimana sikap kolektif warganya dan minat kolektif belajar dari warganya. Tidaklah lebih penting pengetahuan dan keahlian (hard skill) seseorang dibanding sikap dan amal seseorang (soft skill). 

Dr. Marzuki, M.Ag.  dari  Fakultas Ilmu Sosial UNY menyatakan, pendidikan tidak cukup hanya menekankan pada proses dan penyediaan fasilitas yang mengarah pada penguasaan ilmu pengetahuan teknologi (hard skill), tetapi juga harus memfasilitasi tumbuh kembangnya karakter-karakter mulia seperti yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional. Untuk mewujudkan karakter-karakter seperti itu pada peserta didik, maka pengembangan soft skill menjadi suatu hal yang signifikan.

Pengembangan soft skill dan hard skill dari warga satuan pendidikan sekali lagi dapat dilihat dari wajah toilet yang menggambarkan karakter kolektif dan personal warganya. Hidup sehat, jujur, peduli dan cerdas secara sederhan dapat terekam dari bagaimana seseorang berada di dalam ruang privat yang dibutuhkan bersama yakni toilet.  Kebersamaan dalam kejujuran, kesehatan dan kecerdasan warga satuan pendidikan terlihat dari toiletnya.






Share this article :

0 comments:

Post a Comment






 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. PGRI Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger